REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Dalam tradisi Islam, ijazah merupakan salah satu metode penting dalam transfer keilmuan dan pendidikan. Ijazah adalah pemberian mata rantai ilmu atas disiplin ilmu tertentu ataupun amalan secara spesifik.
Wujud ikhtiar untuk mempertahankan tradisi khas Islam tersebut, Ikatan Keluarga Alumni Nahdlatul Ulama (IKANU) Mesir menyelenggarakan istighosah dan ijazah kubro bersama Prof Dr dr Syekh Yusri Rusydi As-Sayyid Gabr Al-Hasani pada Jumat malam (19/6).
Syekh Yusri merupakan salah satu ulama besar Al-Azhar Mesir. Dalam sosok beliau, terdapat perpaduan yang langka. Beliau adalah ahli ilmu-ilmu syariah, mursyid Thariqah Shiddiqiyah Syadziliyah Mesir, sekaligus seorang dokter bedah di salah satu rumah sakit yang ada di Mesir. Majlis pengajian beliau di Mesir didatangi pelajar dari berbagai penjuru dunia.
Ketua Umum IKANU, KH Faiz Sukron Makmun, mengatakan Ijazah Kubra ini merupakan program perdana IKANU, sebagai salah satu hasil rekomendasi dari Rapat Kerja Nasional I IKANU di Cirebon beberapa waktu lalu.
Dia menjelaskan, IKANU merupakan organisasi wadah para alumni aktivis Nahdlatul Ulama di Mesir, yang mayoritas juga adalah alumni Universitas Al-Azhar.
Meski masih seumur jagung, kata dia, IKANU mempunyai mimpi dan agenda besar untuk bersama Al-Azhar menggaungkan moderasi Islam di berbagai aspeknya. Dia berharap kegiatan semacam ini bisa terus dipertahankan sebagai satu dari sekian identitas kuat tradisi ilmu Islam.
“Kedepan kita insya Allah akan menjadi penghubung dan communicator antara Nahdlatul Ulama dan institusi Al-Azhar yang mempunyai kesamaan visi, misi, dan mahaj dalam berislam,” ujar dia.
Acara Syekh Yusri ini diselenggarakan secara online via Zoom dan diikuti secara umum lewat Youtube Sanad Media dan TV9. Kuota Zoom sebanyak 500 penuh terisi bahkan sejak acara dimulai, sehingga banyak yang kemudian memilih menyaksikan acara secara live di Youtube. Dalam rangkain Ijazah Kubro ini pula digelar istigatsah yang dipimin KH Ahmad Wafi Maimun.
Berikut rangkuman faedah dari Maulana Syekh Yusri dalam acara Ijazah Kubro IKANU Mesir:
- Al Azhar berdiri di atas tiga pilar:
A. Akidah menganut madzhab Asy’ari dan Maturidi.
B. Fikih berpegang pada empat madzhab muktamad
C. Tasawuf dalam berperilaku (suluk)
- Ilmu harus sampai kepada Rasulullah (ada sanad) (Fala budda min ilmin maushulun ala Rasulillah)
- Dalil isnad sangat jelas dalam Alquran : وداعيا الى الله باذنه وسراجا منيرا yang digaris bawahi disini lafal biidznih (mendapat izin)
- Seseorang yang memiliki guru (syekh) itu bagaikan orang yang punya ayah (orang tua) yang merawat dan membimbingnya (الانسان الذي له شيخ كالانسان الذي له اب؛ يربيه ويرعاه)
- Sedangkan seorang yang tidak memiliki guru bagaikan anak hilang yang hidup di jalanan, ke sana kemari tidak jelas karena tidak memiliki rujukan (الانسان الذى لاشيخ له كالطفل اللقيط الذي يعيش في الشوارع)
- Manhaj ilmu itu sebagaimana disebutkan dalam hadits Jibril, di antaranya: 1), menuntut ilmu sangat dianjurkan selagi masih muda, sebagaimana Jibril yang datang menemui Rasulullah dalam sosok pemuda (Syabab), 2)Dianjurkan juga menuntut ilmu ke negeri yang jauh meski tidak ada yang mengenalinya, sebagaimana kedatangan Jibril yang menemui Rasulullah tidak ada seorang pun yang mengenalnya, 3. Berpakaian bersih (memuliakan ilmu) 4) Dan yang terpenting adalah talaqqi, ada guru (syekh), ada murid, soal, dan jawab.
Tak kurang dari 500 peserta zoom dan ribuan peserta mengikuti Ijazah Kubro Prof Dr dr Syekh Yusri Rusydi As-Sayyid Gabr Al-Hasani yang digelar Ikatan Keluarga Alumni Nahdlatul Ulama (IKANU) Mesir – (Dok Istimewa)
- Tarekat Shiddiqiyyah Darqawiyyah Syadzilillah berpijak pada ta’alluq kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW, mencintai orang-orang saleh, suudzan terhadap diri sendiri dan husnudzan kepada orang lain.
- Jika kamu berburuk sangka pada diri sendiri niscaya engkau akan selalu memperbaikinya (اذا اسأت الظن بنفسك أصلحتها)
- Jalan kami berpijak pada sikap tawadhu dan selalu berbaik sangka kepada orang lain
- Jalan kami berpijak kepada kesungguhan dalam ketaatan kepada Allah sesuai dengan batas kemampuan, sebab sunnah nabi kami berdiri atas sikap i’tidal
- Tarekat kami juga berlandaskan pada istimrar dan mudawamah. Dan dianjurkan mengadakan perkumpulan (wirid) meski sekali dalam satu pekan (- biasanya hari Jumat setelah Ashar)
- Kebanyakan wirid terdiri dari istighfar, shalawat kepada Rasulullah. Takhalli dengan cara istighfar dari segala akhlak tercela, dan tahalli dengan akhlak nabi melalui bacaan shalawat sehingga mencapai pada “La ilaha illa Allah.
- Wirid asas: astaghfirullah 100x, shalawat 100x (اللهم صل على سيدنا محمد عبدك ورسولك النبي الامي وعلى اله وسلم), La ilaha illa Allah 100x (لااله الا الله وحده لاشريك له له الملك وله الحمد وهو على كل شيئ قدير)
- Redaksi shalawat tidak memakai lafadz (وصحبه) agar maknanya lebih luas (حتى يشمل الامة جميعا). Termasuk Alu Muhammad adalah para kerabat, sahabat dan orang-orang yang berpegang pada syariat. Selain itu juga mirip redaksi shalawat yang dibaca Rasulullah : (اللهم صل على محمد وعلى ال محمد)
- Setelah bacaan wirid asas, jika masih memiliki waktu bisa membaca Hizb Bahr Imam Syadzili sehari 1x, jika masih memungkinkan membaca Hizb Nawawi (utamanya di waktu banyak fitnah), jika memungkinkan membaca shawalat Yusriyah dan shalawat Asmaul Husna yang dibagi selama tujuh hari, jika memungkinkan membaca Dalail Al-Khairat. Bagi yang hafal Alquran bisa mewiridkan Alqurannya sehari tiga juz, atau satu juz, atau menghafal beberapa surat, dst
- Tarekat kami selalu mengajarkan untuk senantiasa berbuat baik kepada orang tua, bersikap lemah lembut kepada keluarga (anak istri), serta berinteraksi dengan baik kepa semua manusia.
- Setelah bacaan wirid jangan lupa membaca surat Fatihah untuk Rasulullah, Fatihah juga untuk silsilah tarekat ini, juga surat Fatihah untuk guru kami. (من لم يشكر الناس لم يشكر الله).